Senin, 30 September 2013

Extreme Programming dengan Java Open Source Tools - Rekayasa Perangkat Lunak

Extreme Programming 
dengan Java Open Source Tools



Ulasannya :

JUnit adalah salah satu tools yang membantu kita untuk melakukan unit testing terhadap kode yang cocok sekali bila diimplementasikan dalam XP. Martin Fowler berkata “Whenever you are tempted to type something into a print statement or a debugger expression, write it as a test instead.”

Artikel edisi sebelumnya, telah dibahas apa itu Extreme Programming dan focus artikel ini pada continuous integration dan automated testing, yang tentu saja, karena bidang penulis adalah Java, maka penulis menerangkannya menggunakan tools-tools Java yang kebetulan open source untuk melakukan implementasi Extreme Programming. Dimana, pada edisi lalu diterangkan Ant untuk automated testing. Artikel ini akan membahas untuk melakukan testing terhadap kode-kode yang telah dibuat menggunakan framework
xunit yaitu JUnit (http://www.junit.org). Framework ini disebut xunit, karena saat ini setelah ada banyak varian dari unit testing yang bekerja serupa untuk setiap bahasa, diantaranya untuk Python ada PyUnit.

Mengapa kita perlu Unit Testing?

JUnit adalah sebuah framework yang dikembangkan di atas Java, yang dibuat oleh masternya Extreme Programming, Kent Beck dan masternya Design Pattern, Erich Gamma. JUnit dapat dikatakan sebuah simple test framework yang didesain untuk melakukan testing yang bersifat berulang. Sebelumnya Kent Beck mengembangkan Sunit yaitu unit testing untuk SmallTalk yang sangat populer dengan MVC-nya. 

Umumnya programmer malas untuk membuat unit testing karena dianggap pekerjaan tambahan. Memang sih, untuk pekerjaan yang simpel dan tetap, unit testing dirasakan memberatkan, tetapi kalau programmer yang sudah terbiasa membuat komponen pasti tahu deh, apa yang terjadi kalau ada kode-kode yang sudah berjibun dan direfactor, sebagai contoh misalnya semua kode dari com.intercitra.model.* dipindahkan ke org.blueoxygen.cimande. model.*. Pekerjaan di atas memang mudah apalagi kalau menggunakan Eclipse dari eclipse.org, tinggal click kanan, pilih refactor, terus rename, selesai. Sadar, tidak sadar, semua code yang berhubungan dengan object didalam package com.intercitra. model.* harus dirubah. Kalau semua code
dalam Eclipse Project, kita tidak perlu pusing, karena secara tidak langsung semua import com.intercitra.model.* akan di-rename menjadi import org.blueoxygen.cimande. model.*. 

Sayangnya, apa dikata, bagi programmer JSP, tetap harus melakukan unit testing satu per satu semua kegiatan yang memanggil object didalam package org.blueoxygen.cimande.model.*, harus edit satu per satu, makanya sampai saat ini JSP dibilang salah satu mekanisme pemograman yang kotor dengan kata lain
membuat pekerjaan tambahan di kemudian hari. Lain halnya dengan aplikasi menggunakan pendekatan lain yang lebih OOP, kita dapat melakukan refactoring secara cepat terhadap seluruh kode. 

Apakah dengan melakukan refactoring, semua programer yakin semua kode kita akan berjalan dengan mulus dan stable? Unit testing adalah jawaban untuk merealisasikannya, karena unit testing adalah sebuah mekanisme yang meyakinkan kita bahwa setiap perubahaan terhadap kode akan menghasilkan result yang benar. Unit testing yang sukses akan lebih meyakinkan bahwa kode kita ini benarbenar berjalan dengan baik.

JUnit, IDE, dan Ant 

Sebenarnya melakukan unit testing itu gampang-gampang susah, karena secara konsep yang mengacu pada JUnit, unit testing itu dipecah menjadi dua bagian, yaitu TestCase dan TestSuite, di mana TestSuite merupakan kumpulan TestCase-TestCase. Hebatnya saat ini IDE yang ada sudah memasukan JUnit secara terintegrasi, sehingga kita tidak perlu pusing, jalankan IDE, buat TestCase, execute testing, selesai. Malahan IDE yang hebat tersebut kita tidak perlu membeli, semuanya open source, cobalah kunjungi eclipse.org atau netbeans.org untuk mendapatkannya. 

Apakah dengan mekanisme seperti melakukan unit testing secara console based tidak relevan lagi? Dari pengalaman penulis, didapatkan bahwa melakukan testing dengan IDE memang menyenangkan, kita bisa melakukan testing satu demi satu, tetapi apa yang terjadi kalau kita ada 1000 TestSuite, dan setiap TestSuite ada 100 TestCase? Wallahualam, ini mimpi buruk yang lain lagi.

Sayangnya mimpi buruk tersebut telahdipecahkan oleh team Ant, yang telah melakukan JUnit integration ke dalam Ant, sehingga kita dapat membuat sebuah kegiatan automated testing bersamaan dengan unit testing secara mudah, di mana pengembangan Ant untuk pemula telah dibahas diartikel Extreme Programming sebelumnya (Bagian 1). 

Semua programer akan merasakan kemudahan pemograman bila menggunakan
Ant yang sudah diberikan Junit, karena dari sini source code bisa didistribusikan terpadu dengan skenario unit testing dalam satu eksekusi syntax. Ant akan secara otomatis melakukan compile source code, baik itu
source code utama maupun source code untuk unit testing, dan saat yang bersamaan (berurutan tentu saja), akan melakukan unit testing, dan setelah itu kita bisa lihat resultnya. Result JUnit dapat digenerate

ini printscreennya :



ini bila ingin download file :

https://www.evernote.com/shard/s236/sh/1d01a3ff-738d-4901-94a3-6a3edf78e4c6/4e4191d74bc3a92297e9fe703df791b4

Rekayasa Perangkat Lunak - Adaftive Software Development

KELOMPOK 1

Resume Rekayasa Perangkat Lunak

“Adaptive Software Development”








                           


                                 DISUSUN OLEH

1. OKI FIRMANSYAH                                 ( NIM : 12650021 )
2. MUHAMMAD FAJARIVAN P                ( NIM : 12650035 )
3. M EKO SUPRIANTO                               ( NIM : 12650047 )
4. IHYA ISNAINI M                                     ( NIM : 12650051 )
5. DEWI RAHMAWATI                                ( NIM : 12650054 )

                                                                         KELAS : A

                                                     FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
                                                       JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
                                                   UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
                                                                              2013

1. Pengertian
Adaptive Software Development (ASD) diajukan oleh Jim Highsmith sebagai teknik untuk membangun software dan sistem yang kompleks. Filosofi yang mendasari Adaptive Software Development (ASD) adalah kolaborasi manusia dan tim yang mengatur diri sendiri.
System kerja adaptive software development ada 3 : Speculation, Collaboration dan Learning. Adaptive cycle planning yaitu menggunakan informasi awal seperti misi dari klien, batasan proyek dan kebutuhan dasar untuk definisikan rangkaian software increment (produk software yang secara berkala diserahkan).



Gambar 1. Proses Adaptive Software Development (ASD)



2. Pembahasan
ASD merupakan suatu model yang tergolong dalam pendekatan agile yang diusulkan oleh Jim Highsmith. ASD menekankan pada pengorganisasian tim secara mandiri, kolaborasi antar-perseorangan, dan terus belajar, baik secara individu maupun secara tim. ASD menggunakan tools yang disebut "time-boxing" - yaitu berupa aktifitas yang menentukan jangka waktu tertentu yang dialokasikan untuk menyelesaikan berbagai macam tugas. Apabila waktu yang ditentukan tersebut selesai, maka pembangunan sistem akan pindah ke tugas berikutnya, dengan harapan bahwa sebagian besar dari critical work telah berhasil diselesaikan sebelum waktu keseluruhan tugas berakhir. Terdapat tiga tahapan pada model ASD, yaitu: Speculation, Collaboration, dan Learning. 
Adaptive Software Development (Pressman, 2005)
Pada tahap Speculation, proyek dimulai dan adaptive cycle planning diselenggarakan. Pada tahapan ini, didefinisikan visi dan misi pengguna terhadap sistem yang akan dibuat, selanjutnya mendefinisikan project constraints, misalnya: waktu deliver. dan selanjutnya mendefinisikan satu set dari requirements yang akan dikerjakan dalam suatu cycle.
Pada tahap Collaboration, pada tahap ini diorganisasikan tim kerja untuk membangun sistem. Direkomendasikan menggunakan model Joint Application Development (JAD).  Collaboration : orang-orang yang bermotivasi tinggi bekerja sama: saling melengkapi, rela membantu, kerja keras, trampil di bidangnya, dan komunikasikan masalah untuk hasilkan penyelesaian yang efektif.
Pada tahap Learning, terdapat tiga aktifitas yaitu: pelanggan atau end-user menyediakan feedback terhadap hasil incremental delivery, tim ASD melakukan review terhadap komponen perangkat lunak untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas perangkat lunak yang sedang dibuat. Learning: tim pembangun sering merasa sudah tahu semua hal tentang proyek,
padahal tidak selamanya begitu. Karena itu proses ini membuat mereka belajar lebih tentang proyek melalui 3 cara:
-        Focus group: klien dan pengguna memberi masukan terhadap software
-        Formal Technique Reviews: Tim ASD lengkap melakukan review

-        Postmortems: Tim ASD lakukan instrospeksi pada kinerja dan proses

Praktikum Rangkaian Digital - Minimisasi Fungsi Boolean


Ini laporan praktikum ke 3 ku :) 



























Senin, 23 September 2013

Laporan Praktikum Rangkaian Digital - Pembuktian Dalil Dalil Aljabar Boolean

Ini lembaran Laporan Praktikum Rangkaian Digital - Pembuktian Dalil Dalil Aljabar Boolean :











































Laporan Praktikum Rangkaian Digital - Logika Dasar


Ini lembaran dari Laporan Praktikum Rangkaian Digital - Logika Dasar 








Rangkaian Digital - 17 September 2013

disini, ada 11 materi yang diajarkan oleh dosen saya, bapak totok chamidy, yaitu :


1.Pendahuluan - Sistem Digital dan Analog
2.Sistem Bilangan
3.Penyandian Digital
4.Aljabar Boole
5.Penyederhanaan Fungsi Boole
6.Logika Kombinasi
7.Implementasi Gerbang
8.Kombinasi Rangkaian
9.Logika Urutan
10.Perencanaan Rangkaian Urutan Menurut Waktu

11.Pengantar Komputer Digital

Referensi nya :
Mano, M. Morris,  DIGITAL DESIGN, Prentice Hall, 3Ed, USA, Maret 2002
Widjanarkan N, Wijaya, TEKNIK DIGITAL, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2006
Lainnya yang relevan

ini link untuk download materi Pendahuluan - Sistem Digital dan Analog :

ini link untuk download materi sistem bilangan :

di pertemuan hari ini, kita dikuliahin sistem bilangan, yang sudah diajarkan di semester 1 dulu, jadi review materi. 
►Sistem bilangan didefinisikan sebagai sekumpulan nilai yang digunakan untuk melambangkan besaran.

lebih lengkapnya download di link materi sistem bilangan :

ini link untuk download materi aritmatika biner :

ini link untuk download materi komplemen bilangan :

ini link untuk download materi penyandian digital :

ini link untuk download materi aljabar boole :

ini link untuk download materi penyerdehanaan fungsi boole :

ini link untuk download materi logika kombinasi :


Teologi Islam - 17 September 2013

disini, kelompok pertama presentasi dengan materi syi'ah :

Syi’ah

Tugas  ini di susun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Teologi Islam
Dosen Pembimbing:
Drs. Sarkowi, M.Pd



Disusun oleh:

~ Ihya Isnaini Muharromah (12650051)
~ BadarudinSyah (12650064)
~ Muhammad Ali Imron (12650091)
~Finda Nur Arifah (12650120)







JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
September, 2013



KATA PENGANTAR




Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Teologi Islam. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Sarkowi, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Teologi Islam dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.








Malang, September 2013



Kelompok 1




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...............................................................................          1
DAFTAR ISI............................................................................................          2


BAB I PENDAHULUAN
1.1.    LatarBelakang.........................................................................................          3
1.2.     RumusanMasalah....................................................................................          3
1.3.     Tujuan....................................................................................................         3


BAB II PEMBAHASAN
   2.1.    Pengertian Syi’ah...................................................................................        4
   2.2.    Sejarah munculnya kaum Syi’ah..............................................................        5
   2.3.  Pokok ajaran kaum Syi’ah......................................................................         7
   2.4.  Sekte-sekte kaum Syi’ah
      1.  Syi’ah Istina’ Asyariah (Syi’ah Dua Belas/ Syi’ah Imamiyah).......................        8
      a. Asal usul Penyebutan Imamiyah dan Syi’ah Itsna’ Asyariah.........................        8
      b. Doktrin - doktrin Syi’ah Itsna’ Asyariah....................................................        9
      2.     Syi’ah Sab’iyah (Syi’ah Tujuh)...............................................................        9
      a. Asal usul Penyebutan Syi’ah Sab’iyah.......................................................         9
      b. Doktrin imamah dalam pandangan Syi’ah Sab’iyah....................................         10
      3.     Syi’ah Zaidiyah ...................................................................................         11
      a. Asal usul Penyebutan Syi’ah Zaidiyah......................................................          11
      b. Doktrin imamah menurut Syi’ah Zaidiya..................................................          11
      c. Doktrin Syi’ah Zaidiya Lainnya ..............................................................          11
      4.     Syi’ah Ghulat .....................................................................................          12
      a. Asal usul Penyebutan Syi’ah Ghulat.........................................................          12
      b. Doktrin - doktrin Syi’ah Ghulat ..............................................................          12



BAB III PENUTUP
    3.1.    Kesimpulan..........................................................................................          13
    3.2.   Saran...................................................................................................          13
    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................          14






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam beragama, seseorang ataupun suatu kelompok sering dihadapkan pada pilihan yang amat perlu dikaji secara matang.Masalah tersebut dapat muncul dari berbagai bidang, di antaranya keyakinan aliran, persaingan politik, dan lain sebagainya.
Menurut Ibnu Khaldun, sebagaimana dikutip A.Hanafi, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan Ahli Sunnah (Abuddin Nata, 2009, hal. 268)
Aliran Syi’ah adalah salah satu kelompok dalam sejarah pemikiran Islam merupakan sebuah aliran yang muncul dikarenakan gejolak politik dan seterusnya berkembang menjadi aliran teologi dalam Islam.Syi’ah dikenal sebagai sebuah aliran teologi dalam Islam, yaitu ketika mereka mencoba mengkaitkan iman dan kafir dengan Imam, atau dengan kata lain ketaatan pada seorang Imam merupakan tolak ukur beriman tidaknya seseorang, di samping paham mereka bahwa Imam merupakan wakil Tuhan serta mempunyai sifat ketuhanan.
Makalah ini dibuat bertujuan untuk menjelaskan bagaimana latar belakang munculnya aliran Syiah yang diperjuangkan oleh tokoh-tokohnya dengan Pokok ajaran dan dasar serta pengaruh pemikirannya, sikap teologis rasionalnya yang didasari oleh Al- Ushul al- Khamsah Syiah.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Asal usul serta faktor faktor munculnya aliran Syi’ah ?
2.      Bagaimana pokok ajaran dan dasar aliran Syi’ah ?
3.      Sekte apa saja yang ada dalam aliran Syi’ah?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana Asal usul serta faktor munculnnya aliran Syi’ah.
2.      Untuk mengetahui bagaimana ajaran dan dasar aliran Syi’ah.
3.      Untuk mengetahui sekte sekte apa saja yang ada dalam aliran Syi’ah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Syi'ah

Syi’ah ( شيعة) ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam. Syi'ah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam Syi'ah. Bentuk tunggal dari Syi'ah adalah Syi'i (شيعي.) menunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait dan Imam Ali.Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10% menganut aliran Syi'ah.

"Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali شيعة علي artinya "pengikut Ali", yang berkenaan tentang Q.S. Al-Bayyinah ayat khoirulbariyyah, saat turunnya ayat itu Nabi SAW bersabda: "Wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung"

Syi'ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara.Adapun menurut terminologi syariat bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucunya sepeninggal beliau.Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran.Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga mengalami perpecahan mazhab.

Muslim Syi'ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syi'ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang Islam setelah Nabi Muhammad SAW, dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi Sunnah.

Secara khusus, Muslim Syi'ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW dan kepala keluarga Ahlul Bait, adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad SAW, yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh Muslim Sunni. Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung oleh Nabi Muhammad SAW, dan perintah Nabi berarti wahyu dari Allah.

Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Abu Bakar menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan Sunni dalam penafsiran Al-Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya.Sebagai contoh perawi Hadits dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.

Tanpa memperhatikan perbedaan tentang khalifah, Syi'ah mengakui otoritas Imam Syi'ah (juga dikenal dengan Khalifah Ilahi) sebagai pemegang otoritas agama, walaupun sekte-sekte dalam Syi'ah berbeda dalam siapa pengganti para Imam dan Imam saat ini.

2.2. Sejarah munculnya Syi'ah

Mengenai kemunculan syi’ah dalam sejarah terdapat perbedaan dikalangan ahli. Menurut Abu Zahrah, syi’ah mulai muncul pasda masa akhir pemerintahan Usman bin Affaan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pewmerintahan Ali bin Abi Thalib, adapun menurut Watt, syi’ah baru benar-benar. Muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal dengan perang Shiffin.Dalam peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan Ali terhadap arbritase yang ditawarkan Mu’awiyah.Pasukan Ali diceritakan terpecah menjadi dua.Satu kelompok mendukung sikap Ali (Syi’ah) dan kelompok mendak sikap Ali (Khawarij).

Kalangan syi’ah sendiri berpendapat bahwa kemunculan syi’ah berkaitan dengn masalah penganti (Khilafah) Nabi SAW. Mereka menlak kekhalifahan Abu Bakar, Umar bin Khathtab, dan Usman bin Affan karena dalam pandangan mereka hanya Ali bin Abi Thalib  yang  berhak mengantikan Nabi SAW. Kepemimpinan Ali dalam pandangan syi’ah tersebut sejalan dengan isyarat-isyarat yang diberikan Nabi SAW, pada masa hidupnya. Pada awal kenabian ketika Muhammad SAW diperintahkan menya,paikan dakwah ke kerabatnya, yang pertama menerima adalah Ali bin Abi Thalib. Diceritakan bahwa Nabi pada saat itu mengatakan bahwa orang yang pertama menemui ajakannya akan menjadi penerus dan pewarisnya. Selain itu, sepanjang kenabian Muhammad, Ali merupakan orang yang luar biasa besar.
Bukti utama tentang sahnya Ali sebagai penerus Nabi adalah peristiwa Ghadir Khumm.Diceritakan bahwa ketika kembali dari haji terakhir, dalam perjalanan dari Mekkah ke Madinah di suatu padang pasir yang bernama Ghadir Khumm. Nabi memilih Ali sebagai pengantinya dihadapan massa yang menyertai beliau. Pada peristiwa itu, Nabi tidak hanya menetapkan Ali sebagai pemimpin umum umat (walyat-i ‘ammali), tetapi juga menjadikna Ali sebagaimana Nabi sendiri, sebagai pelindung (wali) mereka. Namun realitasnya berbicara lain.

Berlawanan dengan harapan mereka, ketika nabi wafat dan jasadnya belum dikuburkan, ada kelompok lain yang pergi ke masjid untuk menentukan pemimpin yang baru karena hilangnya pemimpin yang secara tiba-tiba, sedangkan anggota keluarga nabi dan  beberapa sahabat masih sibuk dengan  persiapan upacara pemakaman Nabi. Kelompok inilah yang kemudian menjadai mayoritas bertindak lebih jauh dan dengan sangat tergesa-gesa memilih pemimpin yang baru dengan alasan kesejahteraan umat dann memcahkan masalah mereka saat itu. Mereka melakukan itu tanpa berunding dahulu dengan ahlul bait, kerabat, atau pun sahabat yang pada saat itu masih mengurusi pemakaman. Mereka tidak memberi tahu sedikitpun.Dengan demikian, kawan-kawan Ali dihdapkan pada suatu hal yang sudah tak bias berubah lagi (faith accomply).

Karena kenyataan itulah muncul suatu sikap dari kalangan kaum  muslimin yang menentang kekhalifahan dan kaum mayoritas dalam masalah-masalah kepercayaan tertentu. Mereka tetap berpendapat bahwa pengganti nabi dan penguasa keagamaan yang sah adalah Ali.Mereka yakin bahwa semua masalah kerohanian dan agama harus merujuk kepadanya dan mengajak masyarakat mengikutinya.Kaum inilah yang disebut dengan kaum Syi’ah. Namun lebih dari pada itu, seperti yang dikatakan Nasr, sebab utama munculnya Syi’ah terletak pada kenyataan bahwa kemungkinan ini ada dalam wahyu islam sendiri, sehingga mesti diwujudkan.

Perbedaan pendapat dikalangan para ahli mengenai kalangan Syi’ah merupakan sesuatu yang wajar. Para ahli berpegang teguh pada fakta sejarah “perpecahan” dalam Islam yang memang mulai mencolok pada masa pemerintahan Usman bin Affan dan memperoleh momentumnya yang paling kuat pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, tepatnya setelah Perang Siffin. Adapun kaum Syi’ah, berdasarkan hadits-hadits yang mereka terima dari ahl al-bait, berpendapat bahwa perpecahan itu sudah mulai ketika Nabi SAW.Wafat dan kekhalifahan jatuh ke tangan Abu Bakar.Segera setelah itu terbentuklah Syi’ah.Bagi mereka, pada masa kepemimpinan Al-Khulafa Ar-rasyidin sekalipun, kelompok Syi’ah sudah ada.Mereka bergerak di bawah permukaan untuk mengajarkan dan menyebarkan doktrin-doktrin syi’ah kepada masyarakat.

Syi’ah mendapatkan pengikut yang besar terutama pada masa dinasti Amawiyah.Hal ini menurut Abu Zahrah merupakan akibat dari perlakuan kasar dan kejam dinasti ini terdapat ahl al-Bait.Diantara bentuk kekerasan itu adalah yang dilakukan pengusaha bani Umayyah. Yazid bin Muawiyah, umpamanya, pernah memerintahkan pasukannya yang dipimpin oleh Ibn Ziyad untuk memenggal kepala Husein bin Ali di Karbala.Diceritakan bahwa setelah dipenggal, kepala Husein dibawa ke hadapan Yazid dan dengan tonkatnya Yazid memukul kepala cucu Nabi SAW.Yang pada waktu kecilnya sering dicium Nabi.Kekejaman seperti ini menyebabkan kebagian kaum muslimin tertarik dan mengikuti mazhab Syi’ah, atau paling tidak menaruh simpati mendalam terhadap tragedy yang menimpa ahl al-bait.
Dalam perkembangan selain memperjuangkan hak kekhalifahan ahl-al bait dihadapan dinasti Ammawiyah dan Abbasiyah, syi’ah juga mengembangkan doktrin-doktrinnya sendiri. Berkitan dengan teologi, mereka mempunyai lima rukun iman, yakni tauhid (kepercayaan kepada kenabian), Nubuwwah (Percaya kepada kenabian), Ma’ad (kepercyaan akan adanya hidup diakhirat), imamah (kepercayaan terhadap adanya imamah yang merupakan ahl-al bait), dan adl (keadaan ilahi). Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia ditulis bahwa perbedaan antara sunni dan syi’ah terletak pada doktrin imamah.

2.3. Pokok-pokok Ajaran  Syi'ah

Kaum Syi’ah memiliki 5 pokok pikiran utama yang harus dianut oleh para pengikutnya diantaranya yaitu at tauhid, al ‘adl, an nubuwah, al imamah dan al ma’ad.

1. At tauhid
Kaum Syi’ah meyakini bahwa Allah SWT itu Esa, tempat bergantung semua makhluk, tidak beranak dan tidak diperanakkan dan juga tidak serupa dengan makhluk yang ada di bumi ini.

2. Al ‘adl
Kaum Syi’ah memiliki keyakinan bahwa Allah memiliki sifat Maha Adil.Tuhan selalu melakukan perbuatan yang baik dan tidak melakukan apapun yang buruk.Tuhan juga tidak meninggalkan sesuatu yang wajib dikerjakanNya.

3. An Nubuwwah 
Kepercayaan kaum Syi’ah terhadap keberadaan Nabi juga tidak berbeda halnya dengan kaum muslimin yang lain. Menurut mereka Allah mengutus nabi dan rasul untuk membimbing umat manusia. Rasul-rasul itu memberikan kabar gembira bagi mereka-mereka yang melakukan amal shaleh dan memberikan kabar siksa ataupun ancaman bagi mereka-mereka yang durhaka dan mengingkari Allah SWT

4. Al Imamah
Bagi kaun Syi’ah imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama sekaligus dalam dunia.Ia merupakan pengganti Rasul dalam memelihara syari’at, melaksanakan hudud (had atau hukuman terhadap pelanggar hukum Allah), dan mewujudkan kebaikan serta ketentraman umat.Bagi kaum Syi’ah yang berhak menjadi pemimpin umat hanyalah seorang imam dan itu hanya ada pada keturunan Nabi Muhammad.

5. Al Ma’ad
Secara harfiah al ma’dan yaitu tempat kembali, yang dimaksud disini adalah akhirat.Kaum Syi’ah percaya sepenuhnya bahwa hari akhirat itu pasti terjadi. Menurut keyakinan mereka manusia kelak akan dibangkitkan, jasadnya secara keseluruhannya akan dikembalikan ke asalnya baik daging, tulang maupun ruhnya. Dan pada hari kiamat itu pula manusia harus memepertanggungjawabkan segala perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di dunia di hadapan Allah SWT. Pada saaat itu juga Tuhan akan memberikan pahala bagi orang yang beramal shaleh dan menyiksa orang-orang yang telah berbuat kemaksiatan.

Dalam Syi’ah syahadah tidak termasuk rukun islam karena syahadah yang dibacakan tidak menjamin kebenaran isi hati seseorang terhadap Allah SWT dan Rasul sebagai utusan Allah. Karena itu sy’iah menetapkan bahwa yang termasuk rukun Islam adalah sholat, puasa, zakat, haji dan wilayah.  Yang menjadi ciri aliran Syi’ah adalah nikah mut’ah, sholat tiga waktu perayaan asyuro dan taqiyyah

Meskipun mempunyai landasan keimanan yang sama, syi’ah tidak dapat mempertahankan kesatuannya. Dalam perjalanan sejrah, kelompok ini akhirnya tepecah menjadi beberapa sekte.Perpecahan ini terutama dipicu oleh masalah doktrin imamah.Diantara sekte-sekte syi’ah itu adalah Itsna Asy’ariyah, Sab’iyah.Zaidiyah, dan Ghullat.

      2.4.  Sekte-sekte kaum Syi’ah
  
1.     SYI’AH ITSNA ASY’ARIYAH (SYI’AH DUA BELAS/SYI’AH IMAMIYAH)

A.      Asal-usul Penyebutan Imamiyah dan Syi’ah Itsna Asyariyah

Dinamakan syi’ah Imamiyah karena yang menjadi dasar akidahnya adalah persoalan imam dalam arti pemimpin religio politik, yakni Ali berhak menjadi khalifah bukan hanya karena kecakapannya atau kemuliaan akhlaknya, tetapi karena ia telah ditunjuk nas dan pantas menjadi khalifah pewaris kepemimpinan Nabi Muhammad Saw. ide tentang hak Ali dan keturunannya untuk menduduki jabatan khalifah telah ada sejak Nabi wafat, yaitu dalam perbincangan politik di Saqifah Bani Sa’idah.

Syi’ah Itsna Asyariyah sepakat bahwa Ali adalah penerima wasiat Nabi Muhammad seperti yang ditunjukkan nas. Adapun Al-ausiyah (penerima wasiat)setelah Ali bin Abi Thalib adalah keturunan dari garis fatimah, yaitu Hasan bin Ali kemudian Husen bin Ali sebagaimana yang disepakati. Setelah Husen adalah Ali Zaenal Abidin, kemudian secara berturut-turut; Muhammad Al-Baqir, Abdullah Ja’far ash-Shadiq,Musa Al-Kahzim, Ali Ar-Rida, Muhammad Al-Jawwad, Ali Al-Hadi, Hasan Al-Askari, dan terakhir adalah Muhammad Al-Mahdi sebagai imam yang kedua belas.

Golongan ini terbentuk setelah lahirnya kedua belas imam yaitu kira-kira pada tahun 206 H/878 M.pengikut sakte ini menganggap bahwa imam kedua belas, Muhammad al-Mahdi bersembunyi diruang bawah tanah rumah ayahnya di Samarra dan tidak kembali. Itulah sebabnya, kembalinya imam al-Mahdi ini selalu ditunggu-tunggu pengikut sekte Syi’ah Itsna Asyariyah. Cirikhas kehadirannya adalah sebagai Ratu Adil yang akan turun diakhir zaman . oleh karena inilah, Muhammad Al-Mahdi dijuluki sebagai Imam Mahdi Al-Muntazhar (yang ditunggu).

B.       Doktrin-doktrin Syi’ah Itsna Asyariyah

Di dalam sekte Syi’ah Itsna Asyariyah dikenal dengan konsep Usul Ad-din. Konsep ini menjadi akar atau fondasi fragmatisme agama. Konsep usuluddin mempunyai lima akar. Yaitu TauhidKeadilanNubuwwahMa’adImamah

           2.      SYI’AH SAB’IYAH (SYI’AH TUJUH)

A.  Asal-usul Penyebutan Syi’ah Sab’iyah

Istilah Syi’ah Sab’iyah dianalogikan dengan syi’ah Itsna Asyariyah. Istilah itu memberikan pengertian bahwa sekte Syi’ah Sab’iyah hanya memiliki tujuh imam. Yaitu Ali, Hasan, Husen, Alli Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-Shadiq dan Ismailbin Ja’far. Kerena dinisbatkan pada imam ketujuh, Ismail bin Ja’far Ash-Shadiq, Syi’ah Sab’iyah disebut juga Syi’ah Ismailiyah.

Berbeda dengan Syi’ah Sab’iyah, Syi’ah Itsna Asyariyah membatalkan imam Ismail bin Ja’far sebagai imam ketujuh karena disamping memiliki kebiasaan tak terpuji juga karena dia wafat (143 H/760 M) mendahului ayahnya , Ja’far (w. 765). Sebagai pengganti adalah Musa al-Kadzim, adik Ismail. Syi’ah Sab’iyah menolak pembatalan tersebut, berdasarkan sistem pengangkatan imam dalam Syi’ah dan menganggap Ismail sebagai imam ketujuh dan sepeninggalnya diganti oleh putranya yang tertua, Muhammad bin Ismail.

B. Doktrin Imamah dalam Pandangan Syi’ah Sab’iyah

Para pengikut Syi’ah Sab’iyah percaya bahwa islam dibangun oleh tujuh pilar seperti dijelaskan Al-qadhi An-Nu’ma Da’aim Al-Islam. Tujuh pilar tersebut adalah iman, taharah, shalat, zakat, saum, haji, dan jihad.
Berkaitan dengan pilar (rukun) pertama, yaitu iman, Qadhi An-Nu’man (974 M) memerincinya sebagai berikut: iman kepada Tuhan, tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, iman kepada surga, iman kepada neraka, iman kepada hari kebangkitan, iman kepada hari pengadilan, iman kepada para Nabi dan Rasul, iman kepada imam, percaya, mengetahui, dan membenarkan imam zaman.
Syarat-syarat seorang imam dalam pandangan Syi’ah sab’iyah adalah sebagai berikut:
1.      Imam harus merasal dari keturunan Ali melalui perkawinannya dengan Fatimah yang kemudian dikenal dengan ahlul bait
2.      Keimaman harus dari keturunan Alimelalui pernikahannya dengan seorang wanita dari Bani Hanifah dan mempunyai anak yang bernama Muhammad Al-Hanifah.
3.      Imam harus berdasarkan petunjuk atau nas.
4.      Keimanan jatuh pada anak tertua. Syi’ah Sab’iyah menggariskan bahwa seorang imam memperoleh keimanan dengan ayahnya yang menjadi imam menunjuk anaknya yang paling tua.
5.      Imam harus maksum. Syi’ah Sab’iyah menggariskan bahwa seorang imam harus terjaga dari salah satu dosa. Bahkan lebih dari itu, syi’ah Sab’iyah berpendapat bahwa sungguhpun imam berbuat salah, perbuatannya itu tidak sah.
6.      Imam harus dijabat oleh seorang yang paling baik. Perbuatan dan ucapan imam tidak boleh bertentangan dengan Syari’at. Sifat dan kekuasaan imam hampir sama dengan Nabi. Perbedaannya terletak pada kenyataan bahwa Nabi mendapatkan wahyu, sedangkan imam tidak mendapatkannya.

Di samping syarat-syarat diatas, syi’ah Sab’iyah berpendapat bahwa seorang imam harus mempunyai pengetahuan (ilmu) dan juga harus mempunyai pengetahuan walayah. Pengetahuan disini adalah ilmu lahir maupun ilmu batin. Dengan ilmu tersebut, seorang imam mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui orang biasa. Apa yang salah dalam pandangan manusia biasa, tidak mesti salah dalam pandangan imam.

      3.      Syi’ah Zaidiyah

A. Asal-usul Penanaman Zaidiyah

            Disebut Zaidiyah karena mengetahui Zaid bin ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal Abidin. Kelompok ini berbeda dengan Syi’ah lain yang mengakui Muhammad Al-Baqir, putra Zainal Abidin yang lain, sebagai imam kelima. Dari mana Zaid bin Ali inilah, nama Zaidin diambil. Syi’ah Zaidiyah merupakan Syi’ah yang moderat.

B. Doktrin Imamah Menurut Syi’ah Zaidiyah

Kaum Zaidiyah menolak pandangan yang menyatakan bahwa seorang imam yang mewarisi kepemimpinan Nabi SAW telah ditentukan nama dan orangnya oleh Nabi, tetapi hanya ditentukan sifat-sifatnya saja. Menurut Zaidiyah, seorang imam paling tidak harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, ia merupakan keturunanahl al-bait, baik melalui garis Hasan maupun Husein. Hal ini mengimplikasikan penolakan mereka atas sistem pewarisan dan nas kepemimpinan. Kedua, memiliki kemampuan mengangkat senjata sebagai upaya mempertahankan diri atau menyerang. Bagi mereka, pemimpin yang menegakkan kebenaran dan keadilan adalah MahdiKetiga, memiliki kecenderungan intelektualisme yang dapat dibuktikan melalui ide dan karya dalam bidang keagamaan. Mereka menolak kemaksuman imam, bahkan mengembangkan doktrin imamat al-mafdul. Artinya, seseorang dapat dipilih menjadi imam meskipun ia mafdul  (bukan yang terbaik) dan pada saat yang sama ada yang afdal.

Syi’ah Zaidiyah memang mencita-citakan keimanan aktif, bukan keimanan pasif, seperti Mahdi yang gaib. Menurut mereka, imam bukan saja memiliki kekuatan rohani yang diperlukan bagi seorang pemimpin keagamaan, tetapi juga bersedia melakukan perlawanan demi cita-cita suci sehingga dihormati umatnya. Imam bagi mereka adalah pemimpin dan guru bagi kaum muslim, aktif di tengah kehidupan, dan berjuang terang terangan demi cita-cita.

C. Doktrin-doktrin Syi’ah Zaidiyah Lainnya
    
        Dalam pandangan mereka, memilih seorang imam yang ditetapkan oleh Zaidiyah dan tetap dibaaiat oleh mereka, keimanannya menjadi sah dan rakyat wajib berbaiat kepadanya. Selain itu mereka juga tidak mengafirkan seorang pun sahabat. Banyak orang keluar dari syi’ah Zaidiyah dan berkurangnya dukungan terhadap Zaid ketika ia berperang melawan pasukan Hisyam bin Abdul Malik karena salah satu doktrin Syi’ah yang cukup mendasar adalah menolah kekhalifahan abu Bakar dan Umar dan mendukung mereka merampas hak kekhalifahan dari tangan Ali.
         Penganut Syi’ah Zaidiyah percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar akan kekal dalam neraka jika dia belum bertobat dengan pertobatan yang sesungguhnya. Abu Zahrah maupun Moojan Momen mengatakan bahwa dalam teologi Syi’ah Zaidiyah hampir sepenuhnya mengikuti Mu’tazilah. Selain itu, secara etis mereka boleh dikatakan anti-Murji’ah. Organisasi tarekat dilarang dalam pemerintah Zaidiyah.
            Zaidiyah menolak nikah Mut’ah (temporer). Nikah Mut’ah merupakan salah satu jenis pernikahan yang didapuskan pada masa Nabi SAW. pada perkembangannya , jenis pernikahan ini dihapuskan oleh khalifah Umar bin Khatob. Penghapusan ini jelas ditolah oleh Syi’ah selain Zaidiyah. Oleh karena itu hingga sekarang kecuali kalangan Zaidiyah kaum Syi’ah tetap mempraktekkan nikah mut’ah. Dalam bidang ibadah, Zaidiyah tetap cenderung menunjukkan simbol dan amalan Syi’ah pada umumnya. Dala adzan mereka memberi selingan ungkapan hayya ‘ala khoir al-amal, takbir sebanyak lima kali shalat jenazah, menolak sahnya mengusap kaus kaki, menolak imam shalat yang tidak saleh dan menolak binatang sembelihan bukan muslim.

      4.      SYI’AH GHULAT

A. Asal-usul Penamaan Syi’ah Ghulat
            Istilah Ghulat berasal dari kata ghala-yaghlu-ghuluw artinya bertambah dan baik. Ghalabi as-din artinya memperkuat dan menjadi ekstrim sehingga melampaui batas. Abu Zahrah menjelaskan bahwa Syi’ah ekstrim  adalah kelompok yang menempatkan Ali pada derajat ketuhanan, dan ada yang mengangkat pada derajar kenabian, bahkan lebih tinggi dari pada Muhammad. Selain itu, mereka juga mengembangkan doktrin-doktrin ekstrim lainnya, seperti tanasukh, hulul, tasbih, dan ibaha.

B. Doktrin-doktrin Syi’ah Ghulat
            Menurut Syahrastani, ada empat doktrin yang membuat mereka ekstrim, yaitu tanasukh, bada’, raj’ah, dantasbih. Moojan Momen menambahkannya dengan hulul dan ghayba. Tanasukh adalah keluarnya roh dari satu jasad dan mengambil jazad yang lain. Bada’adalah meyakini bahwa Allah mengubah kehendak-Nya sejalan dengan perubahan ilmu-Nya, serta dapat memerintahkan suatu perbuatan kemudian memerintahkan yang sebaliknya.raja’ ada hubungannya dengan mahdiyah. Syi’ah Ghulat mempercayai bahwa imam Mahdi Al-Muntazhar akan datang ke bumi.
            Tasbih artinya menyerupakan, mempersamakan. Syi’ah Ghulat menyerupakan salah seorang imam mereka dengan Tuhan atau menyerupakan Tuhan dengan makhluknya. Hulul artinya Tuhan berada pada setiap tempat, berbicara dengan semua bahasa, dan ada pada setiap individu manusia. Ghaybah artinya menghilangnya imam Mahdi. Imam Mahdi itu ada dalam negeri ini dan tidak dapat dilihat oleh mata biasa.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Munculnya aliran Syi’ah adalah satu bentuk ketidakpuasan kelompok kaum muslimin pada penguasa yang di luar dari keturunan Nabi Muhammad.Mereka  berkeyakinan bahwa khalifah sepeninggal Nabi haruslah keturunan dari Fatimah.
          Beberapa tokoh Syi’ah di antaranya: Abdullah Ibn Saba, Muahmmad ibnun Nu’man yang digelari Mukmin att-Thaq Yunus bin Abdur Rahman al-Qimmi, keluarga Naubakht keturunan Persia- yang dipelopori oleh Abu Sahal an-Naubakhti
          Kaum Syi’ah memiliki 5 pokok pikiran utama yang harus dianut oleh para pengikutnya diantaranya yaitu at Tauhid, al ‘Adl, an Nubuwah, al Imamah dan al Ma’ad. Dalam kekhalifaan paham mereka  adalah hak Kekhalifaan sesudah Rasulullah adalah Ali ibn Abi Thalib, Khalifah  dalam istilah mereka imam – harus ditunjuk oleh Nabi, dan Imam adalah Ma’shum.
Dalam Aliran Syi’ah terdapat banyak sekte-sekte, namun di antaranya yang sangat berpengaruh ada empat, yaitu Sab’iyah (Syi’ah Tujuh), Imamiyah/ Itsna Asy’ariyah, Zaidiyah, dan Ghulat.
Sikap teologis rasional Syi’ah bahwa dalam hidupnya manusia mendapatkan arah hidupnya ditentukan oleh Tuhan dan keinginan manusia, Karena itu, perbuatan itu adalah bentuk kolaborasi antara manusia dan Tuhan.

3.2 Saran
Menurut kelompok kami kita harus slalu berhati-hati serta mengantisipasi atas adanya doktrin keras yang mungkin berkembang,. Salah satunya adalah menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin. Bahkan yang lebih parah adalah yang memuja dan menganggap bahwa Ali bin Abi Thalib bukan manusia biasa, melainkan jelmaan Tuhan atau bahkan Tuhan itu sendiri.Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus selalu cermat serta berhati-hati dalam meyakini dan mempelajari suatu aliran baik itu Syi’ah maupun aliran pemikiran yang lain. Selain itu, jangan sampai terlalu fanatik, karena fanatisme akan berdampak pada keburukan. Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebih-lebihan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rozak, 2007, Ilmu Kalam,Bandung,Pustaka Setia
Abuddin Nata, 2009, Metodologi Studi Islam, Jakarta, Rajawali Pers.
Anwar Rosihan, 2003, Ilmu Kalam, Jakarta, PT.Bumi Restu
http://blog.uin-malang.ac.id/fityanku/makalah-aliran-syiah/
http://maghpir44.blogspot.com/2013/01/pemikiran-teologi-syiah.html

ini adalah link bila ingin mendownload materi secara lengkap. terdapat :
syi'ah.ppt
syi'ah.docx
KRITERIA SESAT DAN SYARAT TAKFIR.ppt